Tampilkan postingan dengan label Pulau Giliyang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pulau Giliyang. Tampilkan semua postingan

Rabu, 10 Juni 2015

Biarkan Natural, Tidak Akan Ada Pembangunan Hotel di Pulau Giliyang

PortalMadura.Com, Sumenep – Obyek wisata Pulau Giliyang, Kecamatan Dungkek, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur tetap akan dibiarkan natural.
Pulau yang memiliki kadar oksigen tertinggi kedua setelah Yordania, yakni hampir 21% itu, tidak akan ada pembangunan hotel.
Hal tersebut...
Biarkan Natural, Tidak Akan Ada Pembangunan Hotel di Pulau Giliyang

Rabu, 25 Maret 2015

Pemprov Jatim Tahun Ini Anggarkan Pemabangunan Dermaga Giliyang

PortalMadura.Com, Sumenep – Pemerintah Propinsi Jawa Timur akan membangun dermaga di Pulau Giliyang dan Dungkek melalui dana APBD Jatim tahun anggaran 2015.
“Dermaga itu akan dibangun disisi Dungkek dan Giliyang. Ini untuk kepentingan wisata kesehatan Pulau Giliyang,” ungkap...
Pemprov Jatim Tahun Ini Anggarkan Pemabangunan Dermaga Giliyang

Kamis, 29 Januari 2015

Komisi D : Disbudparpora Tak Serius Kelola Pariwisata

PortalMadura.Com, Sumenep – Wakil Ketua Komisi D, DPRD Sumenep, Madura, Jawa Timur, Abrari menilai, Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) tidak serius mengelola industri pariwisata, utamanya objek wisata kesehatan di Pulau Giliyang, Kecamatan Dungkek.
“Dalam...
Komisi D : Disbudparpora Tak Serius Kelola Pariwisata

Sabtu, 25 Oktober 2014

Inilah Tips Berkunjung ke Pulau Giliyang

PortalMadura.Com, Sumenep – Ingin merasakan oksigen terbaik di Pulau Giliyang, Kecamatan Dungkek, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur?.


Pulau Giliyang adalah mempunyai kadar oksigen  berkisar 3,3 persen hingga 4,8 persen di atas normal hasil penelitian LAPAN 2006.


Penelitian serupa juga dilakukan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sumenep pada 27 Desember 2011, memperoleh hasil sama, yakni kandungan oksigen di Pulau Giliyang di atas rata-rata wilayah lainnya, yakni sekitar 21 persen.


Wisata alam ini cocok untuk keluarga, rombongan maupun individu. Harga wisata yang murah meriah ini juga cocok untuk wisatawan dengan bujet minim.


lokasi copy 300x166 Inilah Tips Berkunjung ke Pulau Giliyang Lokasi Titik Oksigen Yang Dilakukan Penelitian Oleh LAPAN tahun 2006


Transportasi, belum ada angkutan khusus wisata untuk menuju ke Pelabuhan Dungkek, Sumenep. Namun, anda jangan kuatir, banyak Mobil Penumpang Umum (MPU) yang setiap saat ada dari kota Sumenep menuju Pelabuhan Dungkek, tarifnya masih terjangkau yakni Rp. 15.000,00 (per orang).


Bila anda menggunakan kendaraan pribadi, baik roda dua maupun roda empat, sebaiknya dititipkan di rumah warga dekat Pelabuhan Dungkek. Soal kemanan, terjamin. Di pelabuhan juga dekat dengan Mapolsek Dungkek.


Dari pelabuhan Dungkek menuju Pulau Giliyang, sudah banyak perahu motor milik nelayan yang menunggu kedatangan anda, tarif untuk reguler hanya Rp 10.000,00 per orang. Perahu reguler bernagkat pada pukul 10.00 Wib. Jadi, lebih baik datang pagi ke Pelabuhan Dungkek.


Bila anda akan menggunakan jasa carter perahu, juga ada. Pulang-Pergi Rp 400.000,00 kapasitas perahu maksimal 30 orang. Jadi, kalau rombongan akan lebih hemat. Kalau carter perahu yang ukurannya lebih kecil, kisaran Rp 200 ribu.


perahu 1 300x196 Inilah Tips Berkunjung ke Pulau Giliyang Carter Perahu Motor


6 copy 300x185 Inilah Tips Berkunjung ke Pulau Giliyang Perahu Nelayan Ditambatkan disisi Pulau Giliyang


Waktu Tempuh, dari Pelabuhan Dungkek ke Pulau Giliyang antara 45 menit sampai 60 menit dalam kondisi cuaca normal. Persiapkan bekal minuman selama di perahu motor. Selain itu, juga obat anti mabuk bila anda tipikal yang mudah mabuk. Bagi yang biasa atau pernah mengikuti perjalanan laut pasti akan menyenangkan.


Deburan ombak dan lalu lalang perahu nelayan serta kejernihan air laut akan mempunyai kesan tersendiri bagi pengunjung.


Motor roda 3, bila sudah tiba di Pulau Giliyang, anda tinggal mencari carter kendaraan bermotor roda tiga, tapi terbatas, karena memang dibatasi untuk kendaraan bermotor. Dari dekat pelabuhan di Pulau Giliyang ke titik oksigen (Desa Bancamara) anda akan dikenakan tarif Rp 80.000,00 dengan kapasitas 6 – 8 orang (normal).


motor copy 300x192 Inilah Tips Berkunjung ke Pulau Giliyang Motor Roda 3 di Pulau Giliyang


Penginapan, belum ada penginapan umum di Pulau Giliyang. Namun, bagi pengunjung yang akan bermalam, dapat menggunakan/sewa rumah warga. Anda bisa mencari di dekat titik oksigen atau dekat pelabuhan Pulau Giliyang. Masyarakatnya ramah dan sangat welcome.


Bagi para petualang, juga tidak ada masalah bila akan bermalam di alam bebas di lokasi titik oksigen. Warga setempat telah membuatkan tempat istirahat berbahan bambu. Namun, sayang cuma satu.


Tempat makan, belum ada tempat makan sekelas restoran. Hanya warung biasa yang menjual snack, minuman, rujak, bakso berbahan ikan tongkol. Namun, bagi yang ingin merasakan segernya berbagai macam jenis ikan Pulau Giliyang, anda tinggal pesan pada warga setempat. Pasti disediakan!.


Tinggal minta mau dimasak apa? di bakar? atau …..?. Sesuai selera anda. Pesan saat baru sampai di Pulau Giliyang, dan asyik tuk makan siang.


ikan copy 300x195 Inilah Tips Berkunjung ke Pulau Giliyang Ikan Segar Hasil Tangkapan Nelayan Pulau Giliyang


bakso 300x270 Inilah Tips Berkunjung ke Pulau Giliyang Bakso Menggunakan Ikan Tongkol



ATM, bawalah uang lebih. Anda tidak akan tahu apa yang akan terjadi dengan keuangan anda. Karena di Pulau Giliyang belum ada ATM.


Sinyal dan Internet, sinyal handphone sangat bagus untuk provider telekomunikasi tertentu. Bahkan, akses internet dengan modem SIM Card juga masih bisa.


Oleh-Oleh, belum tersedia oleh-oleh yang mempunyai ciri khas Pulau Giliyang. Namun, sebagian besar ibu-ibu Pulau Giliyang memproduksi aksesoris berbahan kulit dan manik-manik. Semisal, cincin, kalung dan gelang tangan. Hasil karya mereka banyak dikirim ke Yokyakarta dan Bali.


9 copy 300x203 Inilah Tips Berkunjung ke Pulau Giliyang Aksesoris Hasil Kerajinan Ibu-ibu Pulau Giliyang Yang dijual ke Bali dan Yokyakarta


Wisata Gua, terdapat 10 gua di Pulau Giliyang dan tersebar di dua desa yakni 7 gua di Desa Banra’as dan 3 gua ada di Desa Bancamara. Satu gua diantaranya sudah banyak dikunjungi wisatawan. Selain jenis batunya gemerlap, juga terdapat sungai besar di dalamnya. Warga setempat menyebutnya Gua Air.


Pulau Giliyang 7 300x179 Inilah Tips Berkunjung ke Pulau Giliyang Gua Air Pulau Giliyang yang didalamnya terdapat Sungai Besar



Wisata Tebing, di bagian timur Pulau Giliyang, terdapat tebing yang sangat indah. Anda akan dimanja dengan ukiran batu alami, keindahan laut dan hembusan angin yang terasa sejuk meski disiang hari. Bahkan, saat anda baru turun dari perahu, anda akan menemukan susunan batu hitam yang merupakan benteng tempo dulu yakni semasa orang pertama menghuni Pulau Giliyang, Daeng Masalle, asal Sulawesi.


2 copy 300x196 Inilah Tips Berkunjung ke Pulau Giliyang Tebing Bagian Timur Pulau Giliyang



Hindari musim hujan, berwisata di musim hujan memang tidak ada masalah. Namun, kurang sempurna bila berkunjung ke Pulau Giliyang. Selain sulit untuk membuktikan kesegaran oksigen dititik tertentu. Juga, belum ada fasilitas memadai dilokasi titik oksigen. Hingga, Minggu (26/10/2014) paving sepanjang 10 km masih dalam taraf penyelesaian.


Jika akan menikmati keindahan gua maupun tebing pada musim hujan harus melalui jalan setapak yang belum dikeraskan.


Wisata Religi, ada makam Daeng Masalle di Dusun Bancamara Timur, Desa Bancamara (Pulau Giliyang). Daeng Masalle adalah berasal dari Sulawesi yang membabat pertama kali Pulau Giliyang.(Hartono)


1 300x172 Inilah Tips Berkunjung ke Pulau Giliyang Makam Daeng Masalle (Pembabat Pulau Giliyang), Sumenep


8 copy 300x176 Inilah Tips Berkunjung ke Pulau Giliyang Susunan Batu Hitam (Benteng) Peninggalan Daeng Masalle



Inilah Tips Berkunjung ke Pulau Giliyang

Baliho Hari Jadi, Penulisan "Gili Iyang" Tak Senafas dengan Perbup

PortalMadura.Com, Sumenep – Penulisan “Pulau Gili Iyang” yang disebar melalui Baliho Hari Jadi Kabupaten Sumenep ke 745 tahun 2014 tidak senafas dengan Peraturan Bupati (Perbup)Sumenep Nomor 11 tahun 2006, Tentang Luas Wilayah Administrasi Pemerintahan Kabupaten Sumenep.


Dalam Perbup tersebut, penulisan pulau yang kini dijadikan tema utama hari jadi Sumenep yang jatuh setiap tanggal 31 Oktober, bukan “Pulau Gili Iyang”, melainkan “Pulau Giliyang”. Sekilas memang bukan sebuah kesalahan besar. Tetapi, akan menjadi rujukan yang salah kaprah kepada generasi muda Sumenep, karena baliho tersebut di buat oleh lembaga pemerintah sendiri.


Apapun alasannya, secara administrasi kepemerintahan tetap harus ditulis “Pulau Giliyang”, karena ini sebuah nama pulau yang telah dibakukan melalui proses verifikasi Tim Pembakuan Nama Rupabumi Tahun 2006.


Pulau Giliyang, memang awalnya dikenal dengan dua nama, yakni Gili Iyang dan Gili Elang. Dua pengunaan nama tersebut berdasarkan kultur masyarakat setempat. Dalam bahasa Sasak, “Gili” memiliki arti pulau kecil. Masyarakat setempat juga memahami jika Giliyang merupakan pulau tertua dari sejumlah gugusan pulau yang ada disekitarnya.


Sedangkan “Gili Elang” lebih dekat pada penggunaan bahasa Madura “Pulo Elang” atau pulau yang hilang. Penduduk setempat juga memahaminya, jika Pulau Giliyang adalah pulau yang hilang. Karena, pada penjajahan Belanda, pulau ini tidak ditemukan/hilang. Sementara pulau-pulau disekitarnya telah ditemukan.


Bila merujuk pada hasil konvensi PBB tentang Hukum Laut Internasional tahun 1982 (UNCLOS ’82) pada pasal 121 mendefinisikan, bahwa pulau sebagai “daratan yang terbentuk secara alami dan dikelilingi oleh air, dan selalu di atas muka air pada saat pasang naik tertinggi”.(Hartono)



Baliho Hari Jadi, Penulisan "Gili Iyang" Tak Senafas dengan Perbup

Keunikan Pulau Giliyang Yang Memiliki Kadar Oksigen Tinggi

PortalMadura.Com, Sumenep – Pulau Giliyang, Kecamatan Dungkek, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur memiliki banyak keunikan yang masih tersimpan. Selain kadar oksigen  berkisar 3,3 persen hingga 4,8 persen di atas normal hasil penelitian LAPAN 2006, juga terdapat 10 goa.


Goa tersebut tersebar di dua desa yakni 7 goa di Desa Banra’as dan 3 goa ada di Desa Bancamara. Satu goa diantaranya sudah banyak dikunjungi wisatawan. Selain jenis batunya gemerlap, juga terdapat sungai besar di dalamnya. Warga setempat menyebutnya Goa Air.


Dinding batu karang yang cukup panjang membentang di bagian barat daya, selatan dan timur pulau membuat betah para wisatawan. Salah satunya, tebing dibagian timur pulau. Selain itu, keindahan bawah laut yang belum di eksplorasi akan menambah keindahan pulau yang memiliki luas 921.2 Ha dengan jumlah penduduk berkisar 9.000 jiwa lebih.


Pulau Giliyang disebut-sebut sebagai pulau wisata kesehatan. Pasca penelitian pihak LAPAN, penelitian serupa juga dilakukan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sumenep pada 27 Desember 2011, juga memperoleh hasil sama, yakni kandungan oksigen di Pulau Giliyang di atas rata-rata wilayah lainnya, yakni sekitar 21 persen.


Bahkan, pada bulan Mei 2013, Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLP) Surabaya, melakukan survei di sejumlah titik yang sebelumnya menjadi lokasi penelitian tim LAPAN.


Hasil laut pulau yang memiliki dua desa ini berlimpah. Ikan berbagai jenis selalu di dapat oleh para nelayan setempat. Semisal ikan kakap, hiu, kembung, tongkol, dorang (bawal), dan tenggiri serta ikan layang.


Pulau Giliyang, kini menjadi tempat wisata pertama yang dibangun Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura (BPWS) tahun 2014 dengan nilai anggaran sebesar Rp 15 miliar untuk pembangunan Pulau Giliyang menjadi tempat wisata kesehatan. Kali pertama digarap berupa paving sepanjang 10 km dengan lebar 3 meter. Hingga, Sabtu (25/10/2014) pekerjaan paving masih dalam taraf penyelesaian.


Bahkan, Pemerintah Kabupaten Sumenep dalam memperingati Hari Jadi Sumenep tahun 2014 yang jatuh setiap tanggal 31 Oktober juga mengambil tema utama “Pulau Giliyang”.


Bila anda berminat untuk berlibur ke Pulau Giliyang (bukan Gili Iyang-Peraturan bupati nomor 11/2006, tentang luas wilayah administrasi pemerintah Kabupaten Sumenep), berikut rute dan biaya yang harus dikeluarkan.


1. Dari kota Sumenep menggunakan MPU menuju Pelabuhan Dungkek, tarif Rp 7.000,00 per orang. Bila menggunakan kendaraan pribadi, baik roda 2 maupun roda 4 bisa dititipkan pada warga sekitar pelabuhan, keamanan terjamin.
2. Dari Pelabuhan Dungkek menggunakan perahu motor, tarif reguler Rp 10.000,00 per orang, tarif calter perahu motor pulang-pergi Rp 400.000,00 kapasitas maksimal 30 orang.
3. Dari Pelabuhan Pulau Giliyang ke titik oksigen menggunakan motor roda 3, tarif Rp 80.000,00 kapasitas normal 6-8 orang.


Anda penasaran dengan keindahan Pulau Giliyang?. Berikut video perjalanan Tim Jelajah Madura.(htn)



Keunikan Pulau Giliyang Yang Memiliki Kadar Oksigen Tinggi

Jumat, 24 Oktober 2014

Keunikan Makam Pembabat Pulau Giliyang

PortalMadura.Com, Sumenep – Daeng Masalle merupakan penduduk pertama yang datang kepulau Giliyang, Kecamatan Dungkek, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.


Ia berasal dari Sulawesi. Atas ijin pemerintah Keraton Sumenep yang dimpimpinan Sultan Abdurrahman (1811-1854). Akhirnya menempati Pulau Giliyang bersama keluarga dan belasan pengikutnya. Kini, makam Daeng Masalle ada di Dusun Bancamara Timur, Desa Bancamara (Pulau Giliyang), Kecamatan Dungkek, Sumenep.


“Pertama kali datang, Daeng Masalle seorang diri. Setelah mendapat ijin dari Sultan Abdurrahman, maka keluarga dan pengikutnya menempati Pulau Giliyang di Dusun Bancamara Barat,” terang Ahmad Bati (50), warga Dusun Bancamara Timur, Desa Bancamara, Dungkek, Sumenep, Jumat (24/10/2014).


Daeng Masalle hidup disebuah rumah panggung. Sehari-hari ia dibantu oleh dua orang utusan Kertaon Sumenep. “Yang diutus itu, pria dan wanita, tapi saya tidak tahu siapa namanya. Kalau makamnya masih ada,” ujar Ahmad Bati yang masih keturunan Daeng Masalle.


Dalam perkembangannya, penduduk di pulau yang kini dikenal mempunyai titik-titik oksigen terbaik kedua di dunia, didatangkan dari berbagai daerah atas perintah penguasa kala itu di Madura.


“Ada warga yang dari Beranta Pamekasan, dari Desa Gedang-Gedang, Batuputih Sumenep dan para tahanan politik. Ada juga yang kurang waras (Gila) dibuang kesini (Pulau Giliyang, red),” katanya.


Daeng Masalle sendiri terus berjuang untuk berbenah dalam usaha mendukung pemerintahan Keraton Sumenep. Selain mengajarkan ilmu-ilmu agama Islam, juga mengajarkan cara melaut.


Pulau Giliyang kini dikenal karena ada titik oksigen yang mampu menyehatkan tubuh Manusia. Hal ini diketahui setelah pihak LAPAN melakukan penelitian di pulau tersebut pada tahun 2006.(Tim Liputan PortalMadura.Com)




Keunikan Makam Pembabat Pulau Giliyang

Senin, 20 Oktober 2014

Pulau Giliyang Jadi Pengembangan Pertama BPWS

PortalMadura.Com, Sumenep – Pulau Giliyang, Kecamatan Dungkek, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur menjadi tempat wisata pertama yang dibangun Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura (BPWS) tahun 2014.


“Pulau Giliyang ini menjadi program pertama pengembangan tempat wisata kesehatan di Sumenep,” kata Wakil Kepala BPWS, Irjen Pol (Purn) Herman Hidayat, di Sumenep, Selasa (21/10/2014).


Menurutnya, tahun 2014 ini, BPWS mengkucurkan dana sebesar Rp15 miliar untuk pembangunan Pulau Giliyang menjadi tempat wisata kesehatan.


“Untuk tahun ini, kami bangun paving sepanjang 10 kilometer dengan lebar 3 meter,” ujarnya.


Dia menegaskan, di pulau Giliyang masih banyak yang harus ditingkatkan, di antaranya dermaga, air minum dan sarana yang lain untuk menunjang tempat wisata kesehatan itu.


“Nanti kami bangun sarananya dulu bersama pemerintah Kabupaten Sumenep, karena Pulau itu kan milik pemkab. Soal tenaga kesehatannya, kami siapkan,” terangnya.


Dia berharap, pertengahan Desember 2014, pavingisasi di Pulau yang memiliki oksigen terbaik nomor dua di dunia bisa selesai, sehingga jalan itu bisa dilalui pengunjung. “Sehingga, pengunjung bisa mengelilingi pulau Giliyang,” tukasnya. (arif/htn)



Pulau Giliyang Jadi Pengembangan Pertama BPWS

Minggu, 19 Oktober 2014

Pembabat Pertama Pulau Giliyang Warga Asal Sulawesi

PortalMadura.Com, Sumenep – Pulau Giliyang, Kecamatan Dungkek, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur mulai ramai dibicarakan oleh banyak orang dengan ditemukannya sejumlah titik oksigen yang mampu menyehatkan tubuh manusia. Konon, oksigen itu terbaik kedua tingkat dunia setelah pihak LAPAN melakukan penelitian tahun 2006.


Namun tidak banyak literatur yang menceritakan siapa orang yang membabat Pulau tersebut. “Sampai saat ini, saya tidak menemukan literatur tentang Pulau Giliyang. Tetapi, cerita yang berkembang di masyarakat dan dari buyut saya, yang membabat Pulau Giliyang berasal dari Sulawesi,” kata Ahmad Bati (50), warga Dusun Bancamara Timur, Desa Bancamara, Dungkek, Sumenep, Senin (20/10/2014).


Orang yang berasal dari Sulawesi dan diyakini sebagai sesepuh mereka bernama Daeng Masaleh. Ia datang pada saat Keraton Sumenep dipimpin Sultan Abdurrahman (1811-1854). “Atas ijin Sultan Keraton Sumenep, Daeng Masaleh membabat Pulau Giliyang,” terang Bati yang masih keturunan Daeng Masaleh.


Diceritakan, Daeng Masaleh dari Sulawesi datang ke Pulau Giliyang dituntun Ikan Hiu hingga akhirnya menemukan daratan Pulau Giliyang. Pertama kali mendarat di ujung utara, namun segera berpindah ke bagian barat. Lalu, menetap dibagian timur pulau tersebut.


“Ini benteng yang dijadikan tempat tinggalnya,” katanya sambil menunjukkan lokasi benteng.


Benteng dimaksud masih ada, yakni berupa susunan batu dan sudah berwarna hitam. Awalnya, benteng tersebut cukup luas. Namun, sebagian sudah dipugar oleh warga untuk pembangunan rumah.


Secara geografis, Pulau Giliyang berada pada koordinatot 06 59′ 9″ LS dan 114 10′ 29″ BT dengan luas 921.2 Ha. Dahulu, dikenal dengan dua nama, yakni Pulau Gila Iyang dan Pulau Gili Elang.


Dua kata tersebut mempunyai arti, bahwa Gila Iyang merupakan pulau yang dijadikan pembuangan orang gila dan Gili Elang (Pulo Elang, Madura) adalah pulau hilang yang hilang.


Inilah Keturunan Daeng Masaleh berdasarkan kemampuan hafal Ahmad Bati :


1. Daeng Masaleh

2. Daeng Bati

3. Daeng Macura (moh Husin)

4. Abdul Hamid (sudah disebut Kalebun/Kades)

5. Abdus Sahid (sudah disebut Kalebun/Kades)

6. Moh Toha

7. Ishak


Ishak sendiri mempunyai keturunan yang salah satunya bernama Hanifah. Dan Hanifah sendiri mempunyai keturunan, salah satunya bernama Amad Bati yakni yang menjadi sumber PortalMadura.Com.(Tim Liputan PortalMadura.Com)



Pembabat Pertama Pulau Giliyang Warga Asal Sulawesi

Kamis, 16 Oktober 2014

Pulau Giliyang Jadi Tema Hari Jadi Sumenep yang ke 745

PortalMadura.Com, Sumenep – Peringatan Hari Jadi Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur yang ke 745 di tahun 2014 ini memilih Tema Pulau Giliyang sebagai wisata oksigen.


“Awalnya, Pesona Mutiara Seribu Pulau. Tema itu tidak fokus!. Makanya, saya pilih saja Pulau Giliyang sebagai wisata oksigen sebagai tema hari jadi tahun ini,” tegas Bupati Sumenep, A Busyro Karim, Jumat (17/10/2014).


Diakui, pembangunan Pulau Giliyang murni dari program Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS). Pemerintah daerah hanya diminta menyediakan lahan untuk pengembangan wisata Pulau Giliyang.


“Pemerintah daerah sudah menyediakan lahan itu, baik tempat untuk wisatawan dengan istilah “Tanean Lanjeng”, maupun lokasi pengadaan air bersih yang akan dialirkan ke pulau itu,” urai Busyro.


Persiapan Pulau Giliyang menjadi wisata kesehatan, sudah mulai dilakukan, baik dalam bentuk kesiapan sumber daya manusia (SDM) maupun infrastruktur.


“Pelatihan sudah dilakukan bagi pemuda disana, termasuk pembangunan infrastrukturnya,” tegasnya.


Saat ini, sambungnya, memang belum dilakukan promosi besar-besaran oleh pemerintah daerah. Karena, pembangunan infrastrukturnya masih berlangsung.


“Kalau sudah dipromosikan, lalu tidak sesuai dengan harapan pengunjung, maka akan berakhir dengan kekecewaan. Saya tidak menginginkan hal itu!. Makanya, pembangunan infrastruktur dna lainnnya yang dipersiapkan terlebih dahulu,” tandas Busyro.(htn)



Pulau Giliyang Jadi Tema Hari Jadi Sumenep yang ke 745

Selasa, 23 September 2014

Pulau Giliyang Dikemas Dalam Paket Wisata Alam

PortalMadura.Com, Sumenep – Pulau Giliyang Kecamatan Dungkek, Sumenep, Madura, Jawa Timur bakal dikemas dalam paket wisata alam di Sumenep.


Pulau yang dikenal dengan oksigen terbaik di dunia ini kini dalam taraf pembenahan fasilitas transportasi.


“Kami berencana Pulau Giliyang (wisata kesehatan, red) itu masuk pada paket wisata,” kata Febrianto, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Sumenep, Rabu (24/09/2014).


Menurutnya, pihaknya bakal meningkatkan fasilitas di pulau tersebut seperti alat transportasi laut yang menghubungkan Dungkek dengan Giliyang.


“Yang perlu ditingkatkan saat ini fasilitas transportasi laut dan akses jalan di pulau itu,” ujarnya.


Untuk penambahan fasilitas baik di lokasi wisata maupun akses jalan itu merupakan kewenangan BPWS (Badan Pengembangan Wilayah Suramadu), sedangkan Pemkab Sumenep hanya mempromosikannya.


“Kami hanya mempromosikan, sedangkan penambahan fasilitas itu bagian dari tanggungjawab BPWS,” tandasnya. (arif/htn)



Pulau Giliyang Dikemas Dalam Paket Wisata Alam

Kamis, 04 September 2014

Demokrat Bakal Kawal Sumenep Menjadi Tujuan Wisata

PortalMadura.Com, Sumenep – Para kader Partai Demokrat Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur bakal mengawal Sumenep menjadi tujuan wisata.


“Sumenep itu harus menjadi Dewata Wisata,” kata Ach Iskandar, Plt DPC Partai Demokrat Sumenep, usai melakukan rapat internal  di Kantornya, Jalan Trunojoyo, Kamis (4/9/2014) malam.


Salah satu contoh, Pulau Giliyang itu sudah dikenal sebagai wisata kesehatan. Namun, masih harus didukung oleh beberapa infrastruktur, sehingga para wisatawan itu betah dan mempunyai keinginan untuk kembali lagi.


“Potensi wisata yang dimiliki kita sangat besar dan akan berdampak positif pada perekonomian masyarakat Sumenep,” ujarnya.


Pemerintah Jawa Timur maupun pusat melalui Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS) sudah merespon kebutuhan yang perlu dibenahi untuk tujuan wisata.


“Disana (Pulau Giliyang, red) sudah ada pembangunan paving sepanjang 10 Km,” terangnya.


Penunjang lainnya, kata dia, pembangunan jalan poros provinsi akan sampai di Sumenep dan penerbangan komersil di Bandara Trunojoyo juga akan mempermudah jalur transportasi.


“Ini salah satu program yang harus dikawal oleh kader-kader Demokrat untuk kemajuan Sumenep,” tandasnya.(htn)



Demokrat Bakal Kawal Sumenep Menjadi Tujuan Wisata